Sidrap, Jelajahsulsel.com — Kepemimpinan AKBP Dr. Fantry Taherong, S.H., S.I.K., M.H. di Polres Sidrap tak sekadar menjalankan rutinitas. Ini adalah perubahan yang sistemik: tegas, berintegritas, dan visioner.
Dalam dunia birokrasi kepolisian, integritas adalah nilai yang tak ternilai. Fantry mengerti itu.
Februari 2025, pemberantasan narkoba menjadi sorotan. Operasi preemptif berhasil menggagalkan peredaran 4,6 kilogram sabu dan 4.200 butir ekstasi.
Keempat pelaku? Bandar besar dari Pinrang. Polres Sidrap menunjukkan kecepatan reaksi dan ketajaman intelijen.
Kasus ini langsung diekspos oleh Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono. Reaksi cepat ini memperlihatkan sistem keamanan yang terintegrasi.
April 2025, dua pengedar narkoba kembali ditangkap. 98 paket sabu siap edar berhasil disita.
Keberhasilan ini bukan kebetulan. Ini adalah hasil strategi pendekatan berbasis data: pemetaan masalah, analisis, dan eksekusi tepat sasaran.
Para aktivis, tokoh agama, dan masyarakat memberikan apresiasi tinggi. Mereka menyebut Fantry sebagai figur pemimpin yang berani mengambil langkah tegas tanpa kompromi terhadap bahaya narkoba.
Perlindungan terhadap generasi muda menjadi prioritas utamanya.
Pemilu 2025 membawa perubahan di Sidrap. Zona merah yang biasa menandai daerah rawan konflik kini bertransformasi menjadi zona hijau: kondusif dan damai.
Fantry sukses menjadikan Sidrap sebagai contoh penerapan keamanan berbasis komprehensif, mengintegrasikan aspek sosial, politik, dan keamanan.
Sebelumnya, saat menjabat Kasat di Polres Sidrap dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), Fantry telah berulang kali menerima penghargaan bergengsi, dari Kapolri hingga Presiden.
Kini, dengan pangkat AKBP dan posisi puncak di Polres Sidrap, ia membuktikan bahwa dedikasi tanpa pamrih bisa membawa perubahan besar.
Di bawah kepemimpinan AKBP Fantry, transformasi birokrasi kepolisian terasa nyata. Sistem berjalan lebih dinamis, efektif, dan responsif.
Harapan masyarakat Sidrap kini besar: kiprah Fantry harus terus berlanjut.
Keamanan dan ketertiban bukan hanya jargon, melainkan bagian dari sistematisasi manajemen keamanan yang berorientasi pada hasil nyata.
