Sidrap,jelajahsulsel.com Desa Dongi menunjukkan dukungan penuh terhadap program IP 300 yang dicanangkan oleh Bupati Sidenreng Rappang (Sidrap). Dalam rangka mendukung program tersebut, Kepala Desa Dongi, Sulaeman Malle, menyampaikan bahwa petani siap melaksanakan tanam padi pada MT II (Mei–Agustus 2025) dan MT III (September–Desember 2025).
Program IP 300 ini ditargetkan mampu menghasilkan sekitar 350 ton gabah kering sawah (GKS) setiap musim, atau sebanyak 1.050.000 ton GKS per tahun, guna menunjang swasembada pangan nasional.
Musyawarah Tudang Sipulung tingkat desa dilaksanakan pada 6 Mei 2025 di Aula Kantor Desa Dongi. Acara ini dihadiri oleh Camat Pitu Riawa, Ali Husain, S.IP., M.Si., perwakilan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Ketahanan Pangan, Ahmad SP, kepala BPP pitu riawa,PSDA Pitu Riawa, Bhabinkamtibmas, Ketua dan anggota BPD, kelompok tani, serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Camat Pitu Riawa menekankan pentingnya kebersamaan dalam turun sawah dan penanaman secara serentak untuk meminimalkan serangan hama seperti tikus. Ia juga mengajak kolaborasi dengan Satgas yang terdiri dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kepala Desa, dan pihak terkait lainnya.
Camat menambahkan, “Kita harus bekerja keras dan bergotong royong dalam mewujudkan swasembada pangan. Melalui program IP 300, kita targetkan produksi gabah kering sawah sebanyak 1.050.000 ton per tahun.”
Koordinator Penyuluh Pertanian, Ahmad SP, turut menyampaikan salam dari Bupati Sidrap kepada seluruh peserta musyawarah. Ia juga menekankan pentingnya pengendalian hama tikus secara serentak, seperti dengan pemasangan racun tikus di pematang, lubang, atau penggunaan lanra.
Varietas benih yang akan disalurkan kepada petani antara lain: Ciherang, Mekongga, dan Impari 32.
Pada sesi tanya jawab, perwakilan Kelompok Tani Botto Ulu II, Saudara Azis, menyatakan dukungannya terhadap program IP 300. Ia menginformasikan bahwa wilayahnya sudah mulai menanam sejak 5 Mei hingga 15 Mei 2025.
Azis juga mengusulkan agar saluran tersier sepanjang ±500 meter dipermanenkan agar pengairan sawah menjadi lebih lancar. Ia menambahkan bahwa saluran induk yang mengalir ke Tanru Tedong mengalami kerusakan pada dindingnya, sehingga saat air meluap, mengalir ke jalan tani dan menyebabkan kerusakan lebih parah.
Ia mengungkapkan bahwa petani sempat melakukan swadaya untuk memperbaiki jalan tani, namun kerusakan kembali terjadi akibat limpasan air dari sungai. Jalan tani yang rusak ini memperlambat proses pengangkutan gabah menggunakan motor taksi ke jalan raya untuk dijual kepada pedagang.
“Kami mohon perhatian dari pemerintah terkait untuk memperbaiki kondisi ini,” pungkas Azis.